Saya sebut Anda, “Tuan”
Sesosok yang menduduki
tahta kerajaan
Kerajaan itu bernama
perasaan
Perasaan seorang
perempuan yang tak sanggup melawan
Wahai Tuan yang
bersahaja
Anda datang begitu saja
Bagaikan sosok
berpakaian baja
Menjatuhkan hati dalam
satu kedipan saja
Saya salah satu wanita
Wanita yang memuja Anda
Memikirkan Anda tiap
malam gulita
Membayangkan sebuah
kebahagiaan bersama Anda
Wahai Tuan yang rupawan
Anda datang membawa
harapan
Anda selalu mendatangkan
senyuman
Membawa cinta dalam
dekapan
Anda selalu bicara
dengan wajah berbinar
Membuat wajah saya merah
nanar
Mungkin memang ini cinta
benar
Membuat hati yang gelap
menjadi bersinar
Tapi Tuan, sekarang Anda
berubah
Sekarang Anda pintar
berkilah
Anda diam tak banyak
ulah
Hanya diam tak berarah
Dulu tanpa alasan Anda
membuat saya tersenyum manis
Tapi sekarang Anda
membuat saya menangis
Hati saya serasa
diiris-iris
Semua yang terjadi
serasa tragis
Dulu Anda bilang hanya
saya
Dulu Anda bilang suka
saya
Dulu Anda bilang sayang
saya
Dulu Anda bilang cinta
saya
Dulu dengan bodohnya
saya percaya
Tanpa ada kepastian
untuk saya
Berusaha menjaga perasaan
untuk Anda
Tapi akhirnya hanya di
lepas begitu saja
Duhai pria yang
mengaku-ngaku dewasa
Bukankah Anda mengetahui
semua rasa
Yang tersembunyi dari
hati yang tersiksa
Ingin melawan tapi hati
tak kuasa
Hanya dengan satu kata
Anda melepaskan saya
Tanpa ada alasan yang
bisa dipercaya
Lantas saya tak bisa apa-apa
Wahai Tuan, jika Anda
tahu rasa sakit
Itu rasanya nyelekit
Rasanya susah untuk
bangkit
Tapi Anda tak peduli
walau sedikit
Tuanku
Yang dulu membahagianku
Sekarang waktunya
melepaskanmu
Dari ikatan belenggu
cintaku
Semua rasa ikut
terlarung
Bersama rasa berkabung
Semoga Anda bisa
merenung
Bagaimana keadaan saya
yang terkukung
Untuk
seseorang yang tak sengaja ku kenal
Untuk
seseorang yang tak sengaja ku cintai
Juga
untuk seseorang yang sengaja untuk ku lupakan
~AR~